Baca Juga
Pada saat Pemerintahan Kerajaan Melayu Jambi dibawah kepemimpinan kakaknya RangKayo Hitam yang bernama RangKayo Pingai, Rangkayo Hitam pernah mencegat upeti yang dikirimkan kakaknya kepada Raja Kerajaan Mataram.
Memang pada saat itu Kerajaan Melayu Jambi merupakan daerah jajahan Kerajaan Mataram. Upeti itu berhasil digagalkan oleh Rangkayo Hitam, karena beliau berpendapat bahwa Kerajaan Melayu Jambi merupakan Kerajaan yang berdaulat dan tidak tunduk kepada Kerajaan manapun. Mendengar adanya perlawanan di Kerajaan Melayu Jambi yang tidak mau mengirimkan upetinya kepada Kerajaan Mataram dan tentang adanya seseorang yang sakti bernama Rangkayo Hitam yang menggagalkan upeti tersebut, maka Raja Mataram merencanakan akan melakukan penyerangan ke Kerajaan Melayu Jambi yang disebut serangan" Pamalayu " dan segera memerintahkan seorang empu untuk membuat sebuah keris sakti yang akan digunakan untuk membunuh Rangkayo Hitam.
Mendengar hal tersebut, Rangkayo Hitam berangkat menuju ke Kerajaan Mataram untuk menggagalkan rencana tersebut.
Di daerah Kerajaan Mataram Rangkayo Hitam bertemu dengan seorang Empu yang sedang membuat keris. Rangkayo Hitam bertanya kepada si Empu untuk siapa keris tersebut, Empu itupun menjelaskan bahwa keris itu untuk Raja Mataram yang katanya akan digunakan untuk membunuh seorang sakti di Kerajaan Melayu Jambi yang bernama Rangkayo Hitam, saat itu Empu juga menjelaskan bahwa keris tersebut dibuat dari tujuh macam besi yang diawali dengan huruf P dan akan sempurna bila telah dimandikan ditujuh muara.
Akhirnya Rangkayo Hitam merebut keris tersebut dari tangan sang Empu, dan mengatakan bahwa dialah Rangkayo Hitam. Empu itu pun akhirnya tewas ditangan Rangkayo Hitam. Setelah mendapatkan keris itu, Rangkayo Hitam segera kembali ke Kerajaan Melayu Jambi untuk menyiapkan segala sesuatu jika nanti Kerajaan Mataram jadi menyerang dan segera ia menyempurnakan keris tersebut di tujuh muara hingga keris tersebut menjadi sakti. Rangkayo Hitam sering meletakkan keris tersebut di sanggul rambutnya sehingga orang-orang sering menyebutnya dengan sebutan " Ginjai " yang berarti Tusuk Konde . Sampai akhirnya keris tersebut diberi nama " Keris Siginjai ".
Keris Siginjai ini terbuat dari bahan-bahan berupa kayu, emas, besi, dan nikel. Bilah/Wilahan Keris Siginjai panjang lebih kurang 39 cm dan berlekuk (luk) 5. Permukaan Keris Siginjai pada mulanya kemungkinan ditutupi lapisan emas murni karena pada saat ini masih terlihat adanya bekas lapisan emas yang terlepas. Lapisan emas itu berfungsi untuk memperindah keris dan yang lebih utama untuk menutupi pamor pada keris yang bermotif flora. Pamor keris ini semakin ke ujung semakin kabur. Pada lekuk pertama hingga keempat pamor itu tampak jelas, namun pada lekuk kelima sampai ke mata keris, pamornya sudah tidak jelas lagi.
Keris Siginjai memiliki dua buah ganja, yang salah satunya melengkung ke arah mata keris. Sedangkan pada sisi terlebar pangkal bilah keris terdapat bentukan yang menjorok keluar dan memiliki 6 buah tonjolan yang ujungnya runcing, mirip dengan senjata penjepit pada binatang kalajengking. Tonjolan yang terbesar disebut belalai gajah atau keluk kacang.
Hulu (gagang) Keris Siginjai terbuat dari kayu kemuning yang bagian kepalanya dibuat menjarak kearah permukaan badan keris. sedangkan pada bagian yang dekat dengan wilahan terdapat mendak yang berbentuk kelopak bunga teratai. Diatas mendak terdapat 16 garis lengkung yang disetiap lengkungannya dipasang sebuah batu mulia, yang terdiri dari 8 buah intan berbentuk segi tiga dan 8 buah berlian berbentuk lonjong (oval).
Dibawah setiap intan dan berlian terdapat bidang lengkung yang semakin menyempit kearah bilah keris. Pada permukaan bidang lengkung tersebut dilapisi dengan emas murni dan diukir hiasan bunga-bunga kecil dan diatHulu (gagang) Keris Siginjai terbuat dari kayu kemuning yang bagian kepalanya dibuat menjarak kearah permukaan badan keris. sedangkan pada bagian yang dekat dengan wilahan terdapat mendak yang berbentuk kelopak bunga teratai.
Diatas mendak terdapat 16 garis lengkung yang disetiap lengkungannya dipasang sebuah batu mulia, yang terdiri dari 8 buah intan berbentuk segi tiga dan 8 buah berlian berbentuk lonjong (oval). Dibawah setiap intan dan berlian terdapat bidang lengkung yang semakin menyempit kearah bilah keris. Pada permukaan bidang lengkung tersebut dilapisi dengan emas murni dan diukir hiasan bunga-bunga kecil dan diatHulu (gagang) Keris Siginjai terbuat dari kayu kemuning yang bagian kepalanya dibuat menjarak kearah permukaan badan keris. sedangkan pada bagian yang dekat dengan wilahan terdapat mendak yang berbentuk kelopak bunga teratai.
Diatas mendak terdapat 16 garis lengkung yang disetiap lengkungannya dipasang sebuah batu mulia, yang terdiri dari 8 buah intan berbentuk segi tiga dan 8 buah berlian berbentuk lonjong (oval). Dibawah setiap intan dan berlian terdapat bidang lengkung yang semakin menyempit kearah bilah keris. as garis lengkung itu terdapat jalinan berbentuk benang-benang email warna hijau dan kuning. Sarung keris / Wrangka Keris Siginjai terbuat dari kayu kemuning sedangkan pendok keris terbuat dari lempengan emas murni yang seluruh permukaannya dihiasi dengan ukiran bermotif flora.
Pada wrangka Keris Siginjai ini juga terdapat gayaman berbentuk perahu agak kecil tetapi tebal. Didekat gambar perahu terdapat lengkungan yang berbentuk sedikit bundar. Keris Siginjai merupakan benda pusaka yang dimiliki secara turun-temurun oleh Kesultanan Jambi.
Selama lebih dari 400 tahun keris ini tidak hanya sekedar sebagai lambang mahkota Kesultanan Jambi, tetapi juga sebagai lambang pemersatu rakyat jambi dan bahkan saat ini menjadi lambang Provinsi Jambi.
Sultan terakhir yang memegang benda Kerajaan itu adalah Sultan Achmad Zainuddin pada awal abad ke-20.
Pada masa Pemerintahan Hindia Belanda, Keris Siginjai diambil oleh belanda dan bersama dengan sebuah pusaka Kesultanan Jambi lainnya, yaitu Keris Singa Marjaya dibawa ke Batavia. Setelah Indonesia merdeka kedua keris tersebut menjadi bagian dari koleksi Museum Nasional Jakarta, bersama dengan keris-keris pusaka dari berbagai daerah lain di Indonesia untuk dirawat, dipelihara dan dilestarikan agar generasi penerus dapat mengetahui bahwa Nenek Moyangnya mampu membuat sebuah mahakarya yang indah walaupun dengan mempergunakan peralatan tradisional yang seadanya.
.....
Sumber : source google.com
Memang pada saat itu Kerajaan Melayu Jambi merupakan daerah jajahan Kerajaan Mataram. Upeti itu berhasil digagalkan oleh Rangkayo Hitam, karena beliau berpendapat bahwa Kerajaan Melayu Jambi merupakan Kerajaan yang berdaulat dan tidak tunduk kepada Kerajaan manapun. Mendengar adanya perlawanan di Kerajaan Melayu Jambi yang tidak mau mengirimkan upetinya kepada Kerajaan Mataram dan tentang adanya seseorang yang sakti bernama Rangkayo Hitam yang menggagalkan upeti tersebut, maka Raja Mataram merencanakan akan melakukan penyerangan ke Kerajaan Melayu Jambi yang disebut serangan" Pamalayu " dan segera memerintahkan seorang empu untuk membuat sebuah keris sakti yang akan digunakan untuk membunuh Rangkayo Hitam.
Mendengar hal tersebut, Rangkayo Hitam berangkat menuju ke Kerajaan Mataram untuk menggagalkan rencana tersebut.
Di daerah Kerajaan Mataram Rangkayo Hitam bertemu dengan seorang Empu yang sedang membuat keris. Rangkayo Hitam bertanya kepada si Empu untuk siapa keris tersebut, Empu itupun menjelaskan bahwa keris itu untuk Raja Mataram yang katanya akan digunakan untuk membunuh seorang sakti di Kerajaan Melayu Jambi yang bernama Rangkayo Hitam, saat itu Empu juga menjelaskan bahwa keris tersebut dibuat dari tujuh macam besi yang diawali dengan huruf P dan akan sempurna bila telah dimandikan ditujuh muara.
Akhirnya Rangkayo Hitam merebut keris tersebut dari tangan sang Empu, dan mengatakan bahwa dialah Rangkayo Hitam. Empu itu pun akhirnya tewas ditangan Rangkayo Hitam. Setelah mendapatkan keris itu, Rangkayo Hitam segera kembali ke Kerajaan Melayu Jambi untuk menyiapkan segala sesuatu jika nanti Kerajaan Mataram jadi menyerang dan segera ia menyempurnakan keris tersebut di tujuh muara hingga keris tersebut menjadi sakti. Rangkayo Hitam sering meletakkan keris tersebut di sanggul rambutnya sehingga orang-orang sering menyebutnya dengan sebutan " Ginjai " yang berarti Tusuk Konde . Sampai akhirnya keris tersebut diberi nama " Keris Siginjai ".
Keris Siginjai ini terbuat dari bahan-bahan berupa kayu, emas, besi, dan nikel. Bilah/Wilahan Keris Siginjai panjang lebih kurang 39 cm dan berlekuk (luk) 5. Permukaan Keris Siginjai pada mulanya kemungkinan ditutupi lapisan emas murni karena pada saat ini masih terlihat adanya bekas lapisan emas yang terlepas. Lapisan emas itu berfungsi untuk memperindah keris dan yang lebih utama untuk menutupi pamor pada keris yang bermotif flora. Pamor keris ini semakin ke ujung semakin kabur. Pada lekuk pertama hingga keempat pamor itu tampak jelas, namun pada lekuk kelima sampai ke mata keris, pamornya sudah tidak jelas lagi.
Keris Siginjai memiliki dua buah ganja, yang salah satunya melengkung ke arah mata keris. Sedangkan pada sisi terlebar pangkal bilah keris terdapat bentukan yang menjorok keluar dan memiliki 6 buah tonjolan yang ujungnya runcing, mirip dengan senjata penjepit pada binatang kalajengking. Tonjolan yang terbesar disebut belalai gajah atau keluk kacang.
Hulu (gagang) Keris Siginjai terbuat dari kayu kemuning yang bagian kepalanya dibuat menjarak kearah permukaan badan keris. sedangkan pada bagian yang dekat dengan wilahan terdapat mendak yang berbentuk kelopak bunga teratai. Diatas mendak terdapat 16 garis lengkung yang disetiap lengkungannya dipasang sebuah batu mulia, yang terdiri dari 8 buah intan berbentuk segi tiga dan 8 buah berlian berbentuk lonjong (oval).
Dibawah setiap intan dan berlian terdapat bidang lengkung yang semakin menyempit kearah bilah keris. Pada permukaan bidang lengkung tersebut dilapisi dengan emas murni dan diukir hiasan bunga-bunga kecil dan diatHulu (gagang) Keris Siginjai terbuat dari kayu kemuning yang bagian kepalanya dibuat menjarak kearah permukaan badan keris. sedangkan pada bagian yang dekat dengan wilahan terdapat mendak yang berbentuk kelopak bunga teratai.
Diatas mendak terdapat 16 garis lengkung yang disetiap lengkungannya dipasang sebuah batu mulia, yang terdiri dari 8 buah intan berbentuk segi tiga dan 8 buah berlian berbentuk lonjong (oval). Dibawah setiap intan dan berlian terdapat bidang lengkung yang semakin menyempit kearah bilah keris. Pada permukaan bidang lengkung tersebut dilapisi dengan emas murni dan diukir hiasan bunga-bunga kecil dan diatHulu (gagang) Keris Siginjai terbuat dari kayu kemuning yang bagian kepalanya dibuat menjarak kearah permukaan badan keris. sedangkan pada bagian yang dekat dengan wilahan terdapat mendak yang berbentuk kelopak bunga teratai.
Diatas mendak terdapat 16 garis lengkung yang disetiap lengkungannya dipasang sebuah batu mulia, yang terdiri dari 8 buah intan berbentuk segi tiga dan 8 buah berlian berbentuk lonjong (oval). Dibawah setiap intan dan berlian terdapat bidang lengkung yang semakin menyempit kearah bilah keris. as garis lengkung itu terdapat jalinan berbentuk benang-benang email warna hijau dan kuning. Sarung keris / Wrangka Keris Siginjai terbuat dari kayu kemuning sedangkan pendok keris terbuat dari lempengan emas murni yang seluruh permukaannya dihiasi dengan ukiran bermotif flora.
Pada wrangka Keris Siginjai ini juga terdapat gayaman berbentuk perahu agak kecil tetapi tebal. Didekat gambar perahu terdapat lengkungan yang berbentuk sedikit bundar. Keris Siginjai merupakan benda pusaka yang dimiliki secara turun-temurun oleh Kesultanan Jambi.
Selama lebih dari 400 tahun keris ini tidak hanya sekedar sebagai lambang mahkota Kesultanan Jambi, tetapi juga sebagai lambang pemersatu rakyat jambi dan bahkan saat ini menjadi lambang Provinsi Jambi.
Sultan terakhir yang memegang benda Kerajaan itu adalah Sultan Achmad Zainuddin pada awal abad ke-20.
Pada masa Pemerintahan Hindia Belanda, Keris Siginjai diambil oleh belanda dan bersama dengan sebuah pusaka Kesultanan Jambi lainnya, yaitu Keris Singa Marjaya dibawa ke Batavia. Setelah Indonesia merdeka kedua keris tersebut menjadi bagian dari koleksi Museum Nasional Jakarta, bersama dengan keris-keris pusaka dari berbagai daerah lain di Indonesia untuk dirawat, dipelihara dan dilestarikan agar generasi penerus dapat mengetahui bahwa Nenek Moyangnya mampu membuat sebuah mahakarya yang indah walaupun dengan mempergunakan peralatan tradisional yang seadanya.
.....
Sumber : source google.com
Komentar ini telah dihapus oleh pengarang.
BalasHapusBerarti keris Siginjai bukan milik dan buatan orang Jambi, Sob?
BalasHapusRangkayo mencurinya dari empu pembuat keris.