Sejarah nasi menjadi makanan pokok

Baca Juga



Arkeolog Supratikno Rahardjo dalam Peradaban Jawa menulis, beras merupakan bahan makanan utama di antara sumber nabati lainnya. Bahan ini merupakan sumber makanan pokok masyarakat Jawa Kuno.

Padi muncul dalam sumber prasasti, kesusastraan, dan relief. Sawah dan padi disebutkan dalam teks Ramayana. Sistem pertanian sawah yang menghasilkan padi ada dalam relief cerita Karmawibhangga di kaki Candi Borobudur dan relief Candi Minakjinggo di Trowulan.

Bulir-bulir padi juga ditemukan di situs permukiman yang diperkirakan berasal dari abad ke-9 M. Bukti adanya aktivitas pertanian ini didapatkan dari Situs Liyangan, yang ada di lereng Gunung Sindoro, Temanggung, Jawa Tengah.

Begitu pun nasi. Selain dalam Prasasti Rukam, nasi yang disajikan bersama makanan lainnya dalam upacara sima muncul pula dalam Prasasti Panggumulan (824 Saka), Prasasti Sangguran (850 Saka), dan Prasasti Taji (823 Saka).

Sementara prasasti juga menyebutkan nasi dalam berbagai variasi ketika menjadi menu utama dalam upacara makan bersama penetapan daerah perdikan. Riboet Darmosoetopo, ahli epigrafi UGM, dalam Sima dan Bangunan Keagamaan di Jawa Abad IX-X TU menyebutkan beberapa jenis masakan dari nasi yang pernah disebut dalam prasasti. Di antaranya skul liwêt atau nasi yang ditanak dengan pangliwêtan, skul dinyun atau nasi yang ditanak dengan periuk, dan skul matiman atau nasi yang ditim.

Produksi beras
Karena menjadi makanan pokok, usaha untuk meningkatkan produksi padi pun sudah dilakukan sejak masa lalu. Prasasti dari masa Jawa Kuno memberikan petunjuknya.

Paling tidak, kata Supratikno, upaya perluasan tanah sawah secara besar-besaran terjadi pada akahir abad ke-9 M. Ini sebagaimana yang terbaca dalam beberapa prasasti dari masa pemerintahan Kayuwangi (855-885 M). Dalam waktu yang relatif pendek padang rumput, kebun, tegalan, ladang ilalang, dan hutan beralih status menjadi sawah.


Di luar itu, beras telah menjadi sumber ekonomi pertanian. Berdasarkan Prasasti Pihak Kamalagi atau Kuburan Candi dari 743 Saka (831 M), Prasasti Watukura I dari 824 Saka (903 M), disebutkan adanya lahan sawah, ladang, rawa, dan kebun yang menjadi sima. Artinya, menurut Titi, sebelum tanah-tanah itu diresmikan menjadi sima adalah tanah yang kena pajak.

“Dengan adanya keterangan yang memberikan gambaran bahwa kebun juga dikenai pajak, maka dapat diartikan kebun telah memiliki nilai ekonomi yang cukup tinggi,” jelas Titi dalam Pasar di Jawa Masa Mataram Kuna: Abad VIII-XI Masehi.

Dalam Prasasti Panggumulan (824 Saka) dikatakan juga adanya orang-orang yang menjual beras dari Desa Tunggalangan ke pasar di Desa Sindingan. Lalu dari berita Tiongkok masa Dinasti Sung juga diketahui kalau pada masa itu beras, bersama sejumlah komoditas lainnya, telah diekspor dari pelabuhan Jawa.
Share:

8 komentar:

  1. Luar biasa sejarah nasi atau makanan pokok khas Indonesia. Penuh liku serta tata cara pengolahannya. Sebagai negara yang bermakanan pokok nasi seharus kita harus bisa melestarikan adanya persawahan agar senantiasa menjadikan beras / nasi yang berkualitas..😄😄

    Ok sob thanks sudah berkunjung keblogku Salam MWB..😄😄

    BalasHapus
  2. Ternyata ceritanya seperti itu, keren juga ya dari dulu sudah ada :)

    BalasHapus
    Balasan
    1. Iya.. mbak, mungkin karna itu kita gak biasa lepas dari nasi

      Hapus
  3. Hebat juga ya, bisa membaca makna akan prasasti. Kalau saya hanya sekedar hiasan, ternyata punya nilai peradaban dijama dahulu kala, khususnya akan hal inin tentang nasi. Skul, kalau bahasa dikampung saya menyebutnya juga.

    BalasHapus
  4. Ternyata nasi sudah menjadi darah daging kita dari jaman dulu, pantaslah kita tidak bisa lepas dari nasi. Hingga ada idiom bahwa kalau belum makan nasi, rasanya seperti belum makan

    BalasHapus
    Balasan
    1. Benar sekali. Sarapan saja harus pakai nasi, kalau bukan nasi nama nya cuma cemilan

      Hapus
  5. Wah ternyata sejarah tentang beras demikian yaya?
    Bahkan untuk meningkatkan pruduksi padi juga ditulis dan ada ada petunjuknya dalam prasasti. Hebat.
    Beras / nasi memang makanan pokok yang harus tersedia dalam menu makanan srhari-hari kalau nggak ada nasi nggak kenyang. Ya kan?

    BalasHapus

Silahkan tinggalkan komentar Anda yang sesuai dengan pokok bahasan.

Diharap tidak menggunakan akun G+

Pendukung

Artikel Populer

 
Back to Top