Perjalanan telepon genggam dari generasi satu sampai keempat

Baca Juga


ponsel generasi pertama (1G) mulai hadir di tengah masyarakat pada tahun1986. Telepon generasi pertama itu tidak layak disebut sebagai telepon genggam, wajar nya di sebut sebagai ganjal mobil, karna ukuran nya yang sangat besar dan teknologinya menggunakan Nordic Mobile Technology (NMT).

Ponsel lebih modern, menggunakan teknologi Advanced Mobile Phone System (AMPS), muncul pada 1991.
Meski ukurannya lebih kecil, tetap saja belum cukup masuk saku.


Usaha pemutakhiran ponsel kembali dilakukan Telkom pada 1993 lewat proyek percontohan untuk Global System for Mobile (GSM). Teknologi yang dikembangkan di Eropa dan Amerika Serikat pada tahun1980 dan diluncurkan tahun1990-an ini disebut juga dengan 2G sama seperti CDMA dan TDMA. Sistem yang digunakan sudah digital, tidak analog seperti NMT dan AMPS.
“Pertama membangun menara dulu di Batam. Ada 3 yang dibangun, selesai tahun 1994,” kata Garuda Sugardo yang menjadi Kepala Pilot Project Telkom.
PT Satelit Palapa Indonesia (Satelindo) menjadi operator GSM pertama di Indonesia dengan kepemilikan saham oleh Telkom, Indosat, dan Bimagraha Telekomindo. Dua perusahaan pertama merupakan BUMN sementara yang disebut terakhir ialah perusahaan milik Bambang Triharmodjo. Anak k-3 Soeharto ini menguasai 45% saham Satelindo. Telkomsel beroperasi setahun kemudian, 26 Mei 1995.

Teknologi 2G berbasis kartu ini memungkinkan orang berganti perangkat (gawai) tanpa kehilangan nomor lama. Fungsi yang ditawarkan pun tak sebatas komunikasi via suara dengan kecepatan 64 kbps (kilo bit per second), tetapi juga pesan digital (SMS). “Awalnya SMS itu cuma bisa ke sesama operator, kemudian berkembang bisa ke beda operator. Berkembang lagi bisa transmisi data meskipun masih terbatas, namanya teknologi 2.5G,” kata Koesmarihati yang pada tahun 1995-1998 menjadi Direktur Utama Telkomsel.

Teknologi 2.5G memungkinkan pengiriman data dengan teknologi Global Pocket Radio Service (GPRS). Indosat menjadi pelopor layanan GPRS dan MMS (pesan gambar) lewat IM3 yang dikeluarkan pada tahun 2001. Kasmad Ariansyah dalam “Proyeksi Jumlah Pelanggan Telepon Bergerak Seluler di Indonesia” menulis, Telkomsel mengeluarkan teknologi GPRS dengan kecepatan 144 kbps setahun kemudian. Hingga pertengahaan tahun 2000-an, para operator seluler menawarkan alternatif teknologi 2G, yakni CDMA meskipun beberapa merek redup di pasaran.

Di lain pihak, operator yang sejak semula mengusung teknologi GSM menawarkan komunikasi berbasis data cepat yang populer disebut 3G. Teknologi ini dibangun pertamakali oleh perusahan telekomunikasi Jepang NTT Docomo. Pada Mei 2001, jaringan 3G nonkomersilnya pertama kali mengudara. Jaringan komersilnya baru mengudara pada 1 oktober di tahun yang sama. Kecepatan yang ditawarkan mencapai 2 Mbps.


Telkomsel mulai menguji coba 3G pada Mei 2005. Seteleah melalui proses tender, pada Februari 2006 tiga operator ditetapkan sebagai pemegang lisensi layanan 3G: Telkomsel, XL, dan Indosat.

Beberapa tahun terakhir, teknologi 4G umum dipakai. Generasi keempat ini pertama dipasarkan di Norwegia dan Swedia pada 2009. Fungsi yang ditawarkan hampir sama dengan 3G namun kecepatannya jauh lebih tinggi, yakni 100 Mbps. Ini memungkinkan pengguna untuk menonton video berdimensi tinggi dan mengakses data meski sedang bergerak dalam kecepatan tinggi, semisal di kereta atau mobil. Telkomsel menjadi operator pertama di Indonesia yang menawarkan teknologi 4G pada tahun 2014.

Diprediksi, pada tahun 2020 teknologi yang akan muncul ialah 5G. Kecepatannya mencapai 1 Gpbs. Barangkali akan bikin orang makin menempel dengan ponselnya.
Share:

4 komentar:

  1. Pertamanya 😀

    Tehnologi 4G masih menyisakan PR buat para vendor seluler di tanah air ini Sob. 4G di negeri ini belum maksimal, bandingkan dengan di negara lain.

    4G yang sekarang masih belum maksimal mau beralih ke 5G? Jangan-jangan ga ada perubahan signifikan Sob, seperti yang sudah-sudah.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Benar sob, 4G juga belum merata ke seluruh wilayah. Bahkqn di perkotaan pun belum maksimal,
      Tapi tuntutan kemajuan mereka ya terpaksa mengikuti kemajuan..
      Kalau sudah datang masa nya 5G ya mereka juga ngikut meakipun tidak maksimal dan dampak nya bagi pengguna tidak begitu terasa, saya saja kemaren berpikir kalau sudah 4G akan lancar... maka nya saya buru2 upgrade kartu lama saya biar bisa 4G, setelah 4G Rasa nya aama saja lelet nya....

      Hapus
  2. Ponsel saya 4G tapi ironisnya teman-teman di wilayah lain masih pakai 3G, bahkan ada yang 2G.
    Apa gunanya pomsel canggih jika provider bekum bisa maksimal melayani pelanggan karena masalah jaringan dan pengadaan menara transmisinya.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Iya.. sama, di tempat saya 4G hadir di tempat2 tertentu saja, di rumah saya misal nya masih H, kalau mau nyari 4G Ada sudut2 tertentu si dalam rumah

      Hapus

Silahkan tinggalkan komentar Anda yang sesuai dengan pokok bahasan.

Diharap tidak menggunakan akun G+

Pendukung

Artikel Populer

 
Back to Top